Jumat, 20 Maret 2009

The exhaustingunforgetable trip

Part 1

Dengan semangat aq melangkah memasuki terminal. uang 200 perak aq berikan pada petugas terminal, semacam retribusi untuk memayar semua 'kenyamanan' dan 'fasilitas' di terminal ini. sebenarnya terminal ini tidak terlalu buruk, tapi bagus juga tidak. Berkali-kali aq ke terminal ini. Hari ini aq pulang...
"Jogja Jogja"! terdengar riuh rendah para kernet meneriakkan jurusan2 tertentu.
"Jogja, mbak" tanya seorang kondektur
Aq menggeleng "Semarang".
"Wonosobonya sini mbak, ikut Sumeh!"
Ketahuan
Mereka hapal aq rupanya. padahal aq ingin naik jurusan Semarang supaya lebih cepat sampai. Dengan gontai aq masuk bis yang lebih cocok ditempatkan di laut untuk rumah ikan. Sudahlah, nikmati saja perjalanan ini. ;(
Well, that's bad....penumpangnya baru 5 orang.
Supirnya turun dari bis
It means....it means that...this ***bus will 'move' at least half an hour later
Astaghfirullah.....


"Aqua dingin mbak", aq menggeleng
"Tisu?" aq menggeleng lagi.
"Kipasnya saja mbak, 1500 saja nih buat kipasan" kata ibu2 paruh baya itu sambil mengipasiq. Ibu2 ini tak kenal lelah rupanya.
Cuaca panas sekali. Membuatq tak nyaman.
"Tidak bu, saya bawa minum"
Pedagang asongan itu kecewa berat. Dia mulai mengomel.
Kasihan sebenarnya. Orang2 seperti dia bekerja dari subuh sampai maghrib mungkin, tapi cuma sedikit yang beli dagangan mereka. Sementara harga2 kebutuhan rumah tangga naik, anak butuh biaya sekolah, suami menganggur, semua itu adalah hal yang dipikirkan para istri keluarga miskin belakangan ini. Kalau dipikir pikir sepertinya tidak mungkin. Bayangkan saja:pulang ke rumah membawa uang 50 ribu sehari, anak banyak, kebutuhannya tentu banyak, tapi semua kebutuhan dapat 'terpenuhi'. Itulah istimewanya orang Indonesia, sudah kebal dengan derita kemiskinan. Mereka adalah survivor yg luar biasa.

10 menit....

15 menit....

pedagang air minum, tahu, buku, jeruk, mainan, dompet kulit imitasi, kipas, lalu lalang di sekitarq. Aq sudah mulai bosan, kesal, pusing, panas. AArrrggghhhhh! Bau bensin sudah membuatq pusing. Sementara bis jurusan Semarang yg kinclong sudah 5 kali ganti bersliweran di samping bis ini. BIS SUMEH yang sangat SUMEH (ramah)
ini maju satu senti saja tidak, membatu. OK, aq sudah tidak tahan lagi. Berbagai macam spekulasi bersliweran di kepalaq. Bagaimana kalau pura2 ke WC lalu kembali ke BisSemarangyangKinclong itu?, atau marah2 sama supir karena tidak kunjung berangkat juga, lalu pura2 ke luar terminal dan mencegat bis Semarang di sana. Tapi kalau dipikir2 semuanya curang dan terlalu banyak resiko. Aq tidak sekonyol itu. Tiba-tiba....
Supir masuk. Dan yak!beraaangkaaaatt...




-2 b continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar